Production is divided into two main processes
for preparing preproduction and production of paper rope to make furniture
assembly or assembly
in accordance with customer orders. SMEs Salsa
Furniture in production activities
pemberddayaan people always pay attention to aspects of the environment. Submersible
raw material in the form of 15-meter rope strands
done by the mother-housewife didesa
reef teak, Mexico.
It is a concern of
social be an owner (ali infallible) to participate in revenue sharing in
the surrounding communities of overflow demand
furniture wicker waste
paper that is in demand dieropa east asia
and australia.
To support that need rope paper as the main
material in this
industry team IbPE
2011 -2013 Semarang State Polytechnic (PPM Higher
Education) chaired by Iwan Hermawan
has developed a machine gyre along 10 meter
rail to support
the strengthening of the capacity
of SMEs Salsa Furniture.
With the machine paper
rope fulfillment capacity
increased 150% compared with the previous method
of manually performed by mothers in Boyolali. Obstacles began to appear in the presence of machine income from reef teak
boyolali villagers who relied partly from
the manufacture of paper rope
strands become unproductive so that even a rope-making machine waste paper
by a team of successful but left IbPE counterproductive
for the issues that originally provided the raw materials
to SMEs salsa Furniture.
Starting from the idea
of Semarang State Polytechnic IbPE team did a survey
and research development in Pekalongan ATBM
models to modify
it as support for the industry and furniture wicker
waste paper. Modifications on ATBM done in order to create new value
function of the original ATBM as manual loom in konfersi
a loom to create
flannel or anayaman
on paper rope.
Innovation is the
future ATBM paper rope used as a substitute
for productive activities for mothers previously as
working papers will be making rope rope weavers
working paper. So
it is a program that
provides solutions IbPE on improving the quality of production and attention to job creation functions to
residents of SMEs. In the field poduksi
to assemble products Salsa Furniture SMEs
rely on some skilled workers carried from the creation of the initial design, through to finishing assembly,
where all production activities are carried out in
villages Gatak Transan Sukoharjo.
Produksi
terbagi menjadi 2 proses utama yaitu praproduksi untuk menyiapkan tali kertas
dan produksi untuk melakukan assembly atau perakitan pada mebeler sesuai dengan
pesanan konsumen. UKM Salsa Mebel dalam kegiatan produksi selalu memperhatikan
aspek pemberddayaan masyarakat dari lingkungan sekitarnya. Selam ini pemenuhan
bahan baku berupa pilinan tali sepanjang
15 meter dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga didesa karang jati,Boyolali. Hal
ini merupaka bentuk kepedulian social pemilik (ali maksum) untuk turut membagi
pendapatan pada masyarakat sekitarnya dari limpahan permintaan mebel limbah
anyam kertas yang sangat diminati dieropa asia timur maupun australia.
Untuk
mensuport kebutuhan tali kertas sebagai bahan material utama dalam industry ini
tim IbPE 2011 -2013 Politeknik Negeri Semarang (PPM Dikti) yang diketuai Iwan
Hermawan telah mengembangkan mesin pilin rel sepanjang 10 meter untuk mendukung
penguatan kapasitas produksi UKM Salsa Mebel. Dengan adanya mesin tersebut
kapasitas pemenuhan tali kertas meningkat 150% dibanding dengan metode
sebelumnya yang dilakukan manual oleh ibu-ibu di Boyolali. Kendala mulai muncul
dengan adanya mesin tersebut pendapatan dari penduduk desa karang jati boyolali
yang sebagian mengandalkan dari pembuatan pilinan tali kertas menjadi tidak
produktif sehingga walaupun pembuatan mesin limbah tali kertas oleh tim IbPE
berhasil namun meninggalkan permasalahan kontra produktif bagi penduduk yang
semula menyediakan bahan baku pada UKM Salsa Mebel.
Berawal dari
pemikiran tersebut tim IbPE Politeknik Negeri Semarang melakukan survey dan
riset pengembangan model ATBM di Pekalongan untuk memodifikasinya sebagai
dukungan pada industry anyam dan mebel limbah kertas. Modifikasi pada ATBM
dilakukan untuk mencipatakan nilai fungsi baru dari ATBM yang semula sebagai
alat tenun manual di konfersi menjadi alat tenun untuk menciptakan flannel atau
anayaman pada tali kertas. Inovasi ATBM tali kertas ini kedepannya digunakan
sebagai subtitusi kegiatan produktif bagi ibu-ibu yang sebelumnya sebagai
pekerja pembuat tali kertas akan menjadi pekerja penenun tali kertas. Sehingga
hal tersebut merupakan program IbPE yang memberikan solusi mengenai peningkatan
kualitas produksi sekaligus memperhatikan fungsi penciptaan lapangan pekerjaan
pada penduduk disekitar UKM. Pada Bidang poduksi untuk merakit produk UKM Salsa
Mebel mengandalkan beberapa pekerja terampil yang dilakukan mulai dari
penciptaan desain awal, perakitan sampai dengan finishing, dimana semua
kegiatan produksi tersebut dikerjakan didesa Gatak Transan SUkoharjo.
0 komentar:
Posting Komentar