Minggu, 14 Oktober 2012

Konsep Produksi UKM Salsa Mebel

Production is divided into two main processes for preparing preproduction and production of paper rope to make furniture assembly or assembly in accordance with customer orders. SMEs Salsa Furniture in production activities pemberddayaan people always pay attention to aspects of the environment. Submersible raw material in the form of 15-meter rope strands done by the mother-housewife didesa reef teak, Mexico. It is a concern of social be an owner (ali infallible) to participate in revenue sharing in the surrounding communities of overflow demand furniture wicker waste paper that is in demand dieropa east asia and australia.
To support that need rope paper as the main material in this industry team IbPE 2011 -2013 Semarang State Polytechnic (PPM Higher Education) chaired by Iwan Hermawan has developed a machine gyre along 10 meter rail to support the strengthening of the capacity of SMEs Salsa Furniture. With the machine paper rope fulfillment capacity increased 150% compared with the previous method of manually performed by mothers in Boyolali. Obstacles began to appear in the presence of machine income from reef teak boyolali villagers who relied partly from the manufacture of paper rope strands become unproductive so that even a rope-making machine waste paper by a team of successful but left IbPE counterproductive for the issues that originally provided the raw materials to SMEs salsa Furniture.
Starting from the idea of Semarang State Polytechnic IbPE team did a survey and research development in Pekalongan ATBM models to modify it as support for the industry and furniture wicker waste paper. Modifications on ATBM done in order to create new value function of the original ATBM as manual loom in konfersi a loom to create flannel or anayaman on paper rope. Innovation is the future ATBM paper rope used as a substitute for productive activities for mothers previously as working papers will be making rope rope weavers working paper. So it is a program that provides solutions IbPE on improving the quality of production and attention to job creation functions to residents of SMEs. In the field poduksi to assemble products Salsa Furniture SMEs rely on some skilled workers carried from the creation of the initial design, through to finishing assembly, where all production activities are carried out in villages Gatak Transan Sukoharjo.
Produksi terbagi menjadi 2 proses utama yaitu praproduksi untuk menyiapkan tali kertas dan produksi untuk melakukan assembly atau perakitan pada mebeler sesuai dengan pesanan konsumen. UKM Salsa Mebel dalam kegiatan produksi selalu memperhatikan aspek pemberddayaan masyarakat dari lingkungan sekitarnya. Selam ini pemenuhan bahan baku berupa pilinan tali  sepanjang 15 meter dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga didesa karang jati,Boyolali. Hal ini merupaka bentuk kepedulian social pemilik (ali maksum) untuk turut membagi pendapatan pada masyarakat sekitarnya dari limpahan permintaan mebel limbah anyam kertas yang sangat diminati dieropa asia timur maupun australia.
Untuk mensuport kebutuhan tali kertas sebagai bahan material utama dalam industry ini tim IbPE 2011 -2013 Politeknik Negeri Semarang (PPM Dikti) yang diketuai Iwan Hermawan telah mengembangkan mesin pilin rel sepanjang 10 meter untuk mendukung penguatan kapasitas produksi UKM Salsa Mebel. Dengan adanya mesin tersebut kapasitas pemenuhan tali kertas meningkat 150% dibanding dengan metode sebelumnya yang dilakukan manual oleh ibu-ibu di Boyolali. Kendala mulai muncul dengan adanya mesin tersebut pendapatan dari penduduk desa karang jati boyolali yang sebagian mengandalkan dari pembuatan pilinan tali kertas menjadi tidak produktif sehingga walaupun pembuatan mesin limbah tali kertas oleh tim IbPE berhasil namun meninggalkan permasalahan kontra produktif bagi penduduk yang semula menyediakan bahan baku pada UKM Salsa Mebel.
Berawal dari pemikiran tersebut tim IbPE Politeknik Negeri Semarang melakukan survey dan riset pengembangan model ATBM di Pekalongan untuk memodifikasinya sebagai dukungan pada industry anyam dan mebel limbah kertas. Modifikasi pada ATBM dilakukan untuk mencipatakan nilai fungsi baru dari ATBM yang semula sebagai alat tenun manual di konfersi menjadi alat tenun untuk menciptakan flannel atau anayaman pada tali kertas. Inovasi ATBM tali kertas ini kedepannya digunakan sebagai subtitusi kegiatan produktif bagi ibu-ibu yang sebelumnya sebagai pekerja pembuat tali kertas akan menjadi pekerja penenun tali kertas. Sehingga hal tersebut merupakan program IbPE yang memberikan solusi mengenai peningkatan kualitas produksi sekaligus memperhatikan fungsi penciptaan lapangan pekerjaan pada penduduk disekitar UKM. Pada Bidang poduksi untuk merakit produk UKM Salsa Mebel mengandalkan beberapa pekerja terampil yang dilakukan mulai dari penciptaan desain awal, perakitan sampai dengan finishing, dimana semua kegiatan produksi tersebut dikerjakan didesa Gatak Transan SUkoharjo.

0 komentar:

Posting Komentar